Laman

Cerita keseharian

STORY ABOUT ME

Minggu, 02 Februari 2014

(1) Amazing adventure to Sanya, China January 22-27, 2014

Confuse......it’s my feeling about my trip to Sanya. Sanya is city in Hainan Province at Hainan Island, south of China.
I must went to Sanya because I had presentation about my reserach at The 2014 International Conference on Mechanical, Electronics and Computer Engineering/CMECE 2014.
Untuk pertama kalinya aku mendengar sebuah kota bernama Sanya. Yang ada dalam pikiranku, apakah aku akan baik-baik saja di sana? Apalagi tulisan berbeda, hal itu yang tidak bisa kupahami. Aku berusaha mengelak untuk datang dalam konferensi tersebut karena kekhawatiranku tapi pembimbingku Prof.Pupu memaksaku untuk tetap hadir dengan tanggungan biaya dari IJR (international Joint Research) sebesar 15 jt.
PERSIAPAN MENUJU SANYA CINA
Hal-hal yang kupersiapkan adalah mencari tiket pesawat, booking hotel, visa dan makanan/minuman agar dis Sanya tidak kebingungan mencari makanan/minuman halal..
Pertama: Aku mencari tiket pesawat di website nusatrip dan traveloka, ternyata dari situ terlihat pesawat yang digunakan adalah China Shoutern Airlines (CSA). Akhirnya aku bandingkan harga yang tertera dalam website resmi CSA, dan aku booking tiket depart 22Jan dan Arrived 27Jan dengan harga $596,60 (7.339.970 IDR). Alhamdulillah termasuk harga yang murah dibandingkan dengan penerbangan lain yang transit di Hongkong atau Macau.
Kedua: Aku mencari hotel yang murah dekat dengan tempat konferensi (Azure Resort Hotel) melalui website booking.com. Saat mencari tiket aku dibantu pak Hendriko karena hampir semua tulisan di peta dalam tulisan China sehingga aku berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa ini adalah konferensi resmi bukan abal-abal/bohong.
Ketiga: Apply visa. Ada bagian pengurusan visa oleh Universitas Indonesia, aku menggunakan jasa itu dengan membayar visa, asuransi dan ongkos orangnya sebesar 1,8jt. Alhamdulillah dalam waktu seminggu visa ke China sudah issued.
Keempat: Membeli bekal makanan seperti bubur instant, pop mie, lapis legit morisca, kacang koro, kacang garuda, pocari sweat bubuk, teh yang mencukupi untuk 5 hari.
Jakarta – Guangzhou - Sanya
Perjalanan dimulai jam 02.00 (22/01/2014) dari rumah diantar oleh Mas Untung, ternyata sampai Tol Balaraja macet total, mobil tidak bisa bergerak sama sekali. Dalam bingung, aku nelpon pihak tol menanyakan keadaan tol, ternyata ada evakuasi kecelakaan truk. Sampe 1 jam kendaraan tidak bergerak sehingga kami sudah berusaha nelpon taxi untuk menjemput kami dipintu tol Balaraja. Tetapi taxi pun tidak kunjung datang sehingga menambah kebingunganku. Setelah 1,5 jam akhirnya mobil mulai bergerak dan Alhamdulillah kami sampai Bandara jam 06.00 sehingga masih ada waktu untuk bernafas dan tidak terburu-buru karena pesawat depart jam 08.35. CAS berkerjasama dengan Garuda Indonesia sehingga pesawat yang kugunakan adalah GI airbus 330-200. Pesawat mendarat di Guangzhou pukul 14.45. Kekhawatiranku terbukti, ketika sampai di Bandara Baiyun,Guangzhou hampir 80% petunjuk arah dalam tulisan China sehingga aku harus bertanya ke petugas informasi untuk lanjutan perjalanan ke Sanya. Dan walaupun mereka bisa berbahasa Inggrispun ternyata logat mereka mempengaruhi kejelasan ucapan mereka. Sulit memahami bahasa Inggris mereka. Setelah melewati imigrasi aku lanjut dengan pesawat dari Baiyun Guangzhou jam 18.00 menuju Sanya Phoenix International Airport selama 1jam 20 menit sampai jam 19.20 di Sanya.
 

Muslim in Sanya
Hari pertama  (22/01/2014) di Sanya: Jam 19.20 Dan masya Alloh....aku harus kebingungan mendapatkan arah keluar dari Bandara karena tidak ada tulisan latin. Aku mengikuti arah orang-orang bergerak saja, lalu aku mencari informasi desk. Alhamdulillah cs nya bisa berbahasa Inggris dan menjelaskan pada taxi driver tentang tujuanku ke hotel Taikang dan menyepakati tarif 20 RMB (yuan). Dengan bahasa China, sopir taxi mempersilahkan aku mengikutinya ke mobilnya yang ternyata bukan taxi resmi.  Dan aku kaget disapa Assalamualaikum oleh salah satu sopir lain. Aku bingung...ini menggoda atau mereka memang muslim? Astaghfirulloh.....aku takut.
 Sesampainya didalam mobil tersebut, sopir mengetahui aku dalam ketakutan sehingga dia berusaha menenangkan aku dengan bahasa chinanya dan menunnjukkan kopiah putih padaku bahwa dia Muslim. Alhamdulillah.....sebuah anugrah dari Alloh saat di negeri dengan bahasa dan tulisan china aku menemukan sodara seiman. Dari bahasa isyarat yang dia nyatakan dia mengatakan bahwa istrinya juga muslim, lalu dia menunjukkan ke pinggir-pinggir jalan yang banyak di penuhi orang berlalu lalang mengenakan jilbab. Alhamdulillah, subhanalloh Allohu Akbar tak henti kulafadzkan atas karunia Alloh mengetahui bahwa pulau ini di huni oleh penduduk muslim.
Setelah lama berputar-putar tidak bisa menemukan hotelku, sopir berinisiatif menelpon staf hotel untuk menemukan posisi hotel. Sesampainya di hotel, sopir menurunkan bagasiku dan dia tidak mau dibayar dia bilang Moslem...Moslem...Subhanalloh begitu senangnya dia menemukan turis muslim sehingga rela menggratiskan taxinya untukku sesama muslim. Sampai di hotel aku harus membayar penuh harga hotel sebesar 700RMB (yuan) padahal aku hanya membawa uang 1000RMB terpaksa aku bernegosiasi dengan staf hotel (yang tidak bisa berbahasa Inggris) untuk membayar 400RMB hari ini dan sisanya besok sehingga terjadi miskomunikasi. Cukup lama aku ngotot dengan bahasa isyarat tanpa penyelesaian sampai dengan datanglah seseorang pengunjung hotel yang cukup rapi menyapaku dengan mengatakan Muslim...muslim...lalu dia menanyakan sesuatu ke staf. Alhamdulillah kuajak bicara dengan bahasa Inggris, dia bilang little. Aku menjelaskan maksudku untuk membayar bertahap dan dia menjelaskan ke staf hotel juga, akhirnya selesai dan aku bisa istirahat di lantai 5 hotel yang tidak mempunyai lift. 
 

Pukul 22.00 masih terlihat ramai diluar hotel sehingga aku turun dan berkeliling melihat para pedagang kaki lima yang menjajakan makanan seafood dan souvenir khas laut. Para pedagang yang perempuan kebanyakan berjilbab sehingga mereka tidak asing dengan jilbabku dan aku tidak menjadi perhatian penduduk asli. Banyak restoran halal yang kutemui dsekitar sini. Disekeliling terdapat banyak sekali hotel, memang Sanya terutama tempatku menginap daeran Sanya Bay adalah salah satu tempat wisata pantai di pulau ini. Setelah berkeliling Aku bertanya tentang arah kiblat ke pedagang yang berjilbab, kembali ke hotel dan istirahat. 

Tidak ada komentar: