TOUR in SANYA
Hari
kelima (26/01/2014) Hari kedua diadakan One day tour Sanya. Rombongan berkumpul
dan berangkat dari Azure Hotel jam 08.00 menuju LUHUITOU PEAK PARK, disinilah
kisah dongeng terkenal tentang seorang pemuda yang tersesat di hutan dan
memburu seekor rusa yang ternyata adalah seorang putri. Sehingga pertemuan itu
membuat mereka jatuh cinta dan akhirnya hidup bersama selamanya di puncak
Luhuitou ini.
Dalam
tur inilah aku mengenal teman-teman dari berbagai negara antara lain: Gyung-Ju
Kang dari Republik Korea (seorang dosen di Pusan National University), A.Pankaj
Moses dari India mahasiswa doktoral, Mohammed AlGabri dari King Saud
University, Paipai PAN dari Akita prefecture University Japan, Kenta Yamaguchi
dari Chiba University Japan, Yongzheng Shao dari Doshisa University Japan.
Keakraban kami pun membuat kami bisa saling bercanda dan berfoto ramai-ramai.
Perjalanan
dilanjutkan Makan siang di sebuah restoran dengan menu yang sudah disedikan
dalam meja bundar seperti di Azure Hotel. Setelah makan siang kami menuju
YALONG BAY SEABED WORLD BEACH menikmati indahnya pasir putih yang bersih dan
bening dengan kebiruan warna airnya yang mempesona. Masya Alloh...Aku takjub
dengan kebersihan pantai ini. Walaupun dipenuhi ratusan orang yang bermain
dipantai tetapi mereka tetap menjaga kebersihan pantai sehingga tidak ada
satupun sampah yang berserakan di pasir ataupun didalam pantainya. Aku membeli
rangkaian kalung dari kerang seharga 10 RMB/3 jenis kalung. Menjelang Ashar
kami meuju Jing Run Pearl Museum, aku sholat didalam bis karena tidak
memungkinkan sholat di museum. Museum ini menceritakan tentang sejarang mutiara
yang banyak dibudidayakan di Sanya ini, bahkan dipamerkan mutiara yang sudah
dirangkaikan menjadi berbagai perhiasan wanita dengan harga yang sangat
fantastis.
Jam
17.00 perjalanan berakhir dan beramai-ramai kami melanjutkan bermain di Pantai
Sanya Bay sambil menikmati sore melihat layang-layang panjang berisi
layang-layang kecil sambung menyambung yang diterbangkan sangat tinggi dan menikmati
sunset bersama serta makan malam bersama di sebuah restoran dengan berbagai
makanan seafood yang sangat enak sekali. Kami membayar masing-masing sekitar
65RMB. Setelah makan malam kami berjalan dipesisir pantai manikmati keramainan
malam menjelang tahun baru China. Beberapa teman membeli lampion yang bisa
diterbangkan, mereka percaya bahwa lampion itu mewakili harapan/doa mereka
kepada Tuhan sehingga ketika lampion itu semakin tinggi maka permohonan mereka
akan sampai kepada Tuhan. Aku tersenyum menanggapi ajakan mereka melepaskan
lampion, tetapi AlGabri temenku dari Arab Saudi mengatakan kita sebagai muslim
tidak boleh mempercayai hal tersebut karena permohonan kita bisa melalui
sujud-sujud panjang dalam sholat. Ya aku meyakininya.
Aku
mencari oleh-oleh berupa makanan khas sini seperti permen-permen buah dan
kue-kue kering seperti rangin dan aku membeli mutiara-mutiara palsu yang
cantik, tas dengan tulisan China, hiasan gantungan untuk dipasang didepan
rumah. Harga yang ditawarkan oleh pedagang memang mahal tetapi kita bisa
menawar 50% nya. Alhamdulillah aku mendapat harga spesial karena sesama muslim
dan dia senang ada turis muslim di Sanya.
SANYA – GuangZhou - Jakarta
Hari
keenam (27/01/2014) Aku menuju Bandara jam 8 pagi walaupun pesawatku jam 11
siang karena aku ingin tahu kondisi Bandara Sanya dan tidak ingin terlambat
check-in. Di Bandara aku ketemu dengan beberapa teman yang naik pesawat pagi
ini tapi tidak ada yang bareng lewat Guangzhou. Pankaj transit di Hongkong,
AlGabri transit di Beijing. Dan ada pula yang transit di Macau. Sampai di
Ghuangzhou aku membeli souvenir boneka berpakaian tradisional cina. Ternyata di
Guangzhou Airport banyak penumpang berkebangsaan Arab dan mereka bisa sholat di
ruang tunggu dengan bebas. Alhamdulillah akupun bisa sholat dhuhur dan Ashar
ditempat agak terlindung di ruang tunggu Bandara. Setelah selesai sholat aku
menuju ruang tunggu pesawatku dan tiba-tiba seorang Gadis menyapaku dengan
bahasa Indonesia, awalnya aku kaget tapi aku sadar ini kan pesawat menuju Jakarta pasti banyak orang Indonesia juga.
Gadis tersebut seorang pelajar Indonesia keturunan Cina yang studi bahasa di
Cina dan sudah menyelesaikan studinya sehingga bawaanya sangat banyak karena
mendapat bonus bagasi dari maskapai ybs. Dia sangat kerepotan dengan bawaannya
sehingga minta tolong padaku untuk membawakan barang bawaannya. Kubantu dia
sampai di dalam pesawat dan kebetulan dia duduk dibagian belakang sehingga kami
terpisah tempat duduk. Hanya sampai disitu perkenalan kami karena sampai di
Cengkareng sudah malam (21.00) dan aku terburu-buru khawatir Mas Untung
menunggu lama.
Alhamdulillah
aku mengenal berbagai orang cina yang ramah padahal dalam pikiranku
temen-temenku Indonesia yang keturunan cina sombong dan merasa berlebih.
Kecuali sahabat penaku seperti Theolina Winoto (pekalongan Jawa Tengah),
Caroline Sesilya Gozali (Baubau-Buton, Sulawesi Tenggara) dan Johanna (Nusa
Tenggara Barat).