Oleh: YourTango.com | Team Mom
Mulai dari pilih-pilih makanan
sampai mengompol, pelajari apa yang paling sering diperdebatkan orangtua
dan bagaimana memecahkan konflik. Setiap orangtua mengerti indahnya
perjalanan dalam membesarkan anak, tentunya jika tidak ada konflik.
Berikut
ini 13 masalah umum antara orangtua dan orangtua dengan anak. Bacalah
saran ahli kami bagaimana mengatasi perdebatan mengenai disiplin, urusan
rumah tangga dan lain-lain.
Hukuman. Anak akan
selalu menguji batas kesabaran dan membuat orangtua berdebat. Hindari
konflik ini dengan duduk bersama di waktu santai dan membuat enam sampai
delapan aturan keluarga, yang dijelaskan dengan tenang sambil memberi
pengertian kepada anak. Perkirakan juga anak akan menguji keseriusan
Anda tentang peraturan ini, jawablah dengan tegas “Kamu tahu
peraturannya.” —Morris Mann
Emosi anak. Baik
kemarahan anak atau remaja, pesan yang anak Anda sampaikan adalah bahwa
Anda menolak permintaannya. Berhadapan dengan emosi bisa membuat
orangtua merasa bersalah atau simpati dan menyerah, namun ada juga yang
menentang dan marah.
Yang harus dilakukan adalah menyeimbangkan
simpati dan pesan yang mendidik bahwa hidup itu penuh dengan tekanan
karena tidak setiap orang bisa mendapat apa pun yang mereka mau.
Yakinkan pada anak Anda bahwa itu adalah masalahnya sendiri untuk
dipecahkan, tapi Anda akan selalu siap jika anak butuh saran dan
petunjuk. —Moriss Mann
Anak yang haus perhatian.
Orangtua yang bekerja kadang kewalahan saat mereka pulang dan harus
berhadapan dengan anak yang meminta perhatian. Orangtua yang lebih dulu
tiba di rumah, berharap orangtua yang satu lagi segara tiba agar
terhindar dari anak. Yang harus dilakukan dalam hal ini adalah memberi
pengertian bahwa Anda punya kehidupan sendiri dan anak mampu melakukan
hal yang ingin mereka lakukan sendiri. —Morris Man
Berantakan. Ketika
orangtua meminta anak untuk membereskan barang di sekitar rumah,
biasanya selalu dengan cara-cara yang kurang berhasil, seperti memaksa
anak atau membereskanya sendiri. Sebaliknya, ketika ada barang yang
tidak dibereskan, coba “menyandera” barang tersebut dengan meletakkan
barang yang tidak dibereskan ke dalam kotak atau tempat yang tidak
terjangkau oleh anak.
Anak harus melakukan tugas kecil seperti
membuang sampah atau membereskan meja makan jika ingin barangnya
kembali. Terus kumpulkan dan sandera barang anak sampai mereka mengerti
bahwa mereka mempunyai kewajiban kelak pada masyarakat. —The Couples
Institute
Salah paham. Banyak masalah komunikasi
ketika anak mengekspresikan dan mencoba ide dan merasa berbeda dari
Anda. Ketika anak mengatakan sesuatu yang membuat Anda marah, tahan
emosi untuk mengungkapkan kesalahan dalam pemikiran mereka.
Tanyakan
beberapa pertanyaan sebelum memberi reaksi, namun keefektifan
pertanyaan Anda bergantung pada seberapa besar rasa penasaran dan hormat
Anda. Anak akan tahu dari intonasi suara dan ekspresi wajah, jika Anda
tidak menyudutkan anak, kemungkinan besar anak akan mendengarkan Anda.
—The Couples Institute
Kurangnya rasa terima kasih.
Kepercayaan umum yang buruk di antara pasangan adalah bahwa mereka
tidak perlu berterima kasih ketika mereka menyelesaikan sesuatu, karena
itu memang tugas yang harus mereka lakukan. Di meja makan, di depan
anak, ucapkan terima kasih kepada pasangan Anda. Anda akan memberi
contoh yang sangat baik pada anak Anda dan sekaligus menjaga
kelangsungan pernikahan Anda. —The Couples Institute
Kurang tidur.
Ketika anak bangun di malam hari, orangtua yang lelah berdebat tentang
cara terbaik membuat anak tidur. Fokuslah untuk bekerja sama ketika
malam dimulai dengan menciptakan kebiasaan malam yang yang nyaman yang
perlahan akan membuat anak tertidur tanpa Anda harus berada di dalam
ruangan. Dengan cara ini ketika anak terbangun di malam hari, dia akan
bisa tertidur sendiri. —Carolyn Meyer Wartels
Perasaan diabaikan.
Orangtua yang direpotkan oleh keharusan membesarkan anak kadang
berakhir dengan merasa saling mengabaikan. Untuk mencegahnya menjadi
lebih parah, buatlah ritual harian dengan saling berpegangan selama satu
menit, itu saja! Ini tidak mudah jika Anda sedang merasa terluka, tapi
menurut para ahli hal tersebut bisa melepaskan hormon yang membuat Anda
merasa senang, dan memperbaiki perasaan Anda berdua. —Carolyn Meyer
Wartels
Pilih-pilih makanan. Membuat anak makan
makanan yang sehat bisa memicu berbagai perasaan orangtua yang berbeda
terhadap makanan, menjadikan masalah makanan ini ruang untuk orangtua
berdebat. Aturan utama adalah buatlah waktu makan menjadi kesempatan
untuk mengobrol dan berbagi pengalaman menyenangkan dengan keluarga.
Selama
ada satu makanan sehat yang Anda tahu akan dimakan oleh anak, tidak
perlu terburu-buru menyogok, memaksa atau memesan makanan. Membuat waktu
makan menyenangkan akan membuat Anda dan pasangan bisa menikmati waktu
dan menciptakan kesempatan untuk mencoba makanan baru, tanpa harus
berdebat mengenai makanan. —Carolyn Meyer Wartels
Konsekuensi.
Orangtua kadang berdebat mengenai memberi hukuman pada anak yang nakal.
Membuat konsekuensi adalah bentuk yang wajar dari disiplin, tapi tidak
harus selalu menghukum anak dengan keras untuk menjadi efektif.
Ide
dasarnya adalah untuk memastikan hukuman sesuai dengan umur dan sesuai
yang Anda katakan. Dan ketika hukuman selesai pastikan tidak
mengungkitnya lagi. Jangan ada dendam! —Carolyn Meyer Wartels
Teman tidur.
Beberapa keluarga berkomitmen untuk tidur pada satu tempat tidur ketika
bayi perlu diawasi setiap saat atau anak kesulitan tidur sendiri. Tapi
apa yang terjadi ketika orangtua menolak dan memilih tidur di sofa untuk
istirahat?
Jika ini terjadi, waktunya untuk memikirkan kembali
pengaturan tidur untuk bayi dan anak. Sebagian bayi tidak lagi terbangun
tengah malam setelah enam bulan dan akan tertidur sepanjang malam jika
ditempatkan di boks bayi di dekat Anda. Anak dan Anda akan mendapat
istirahat yang cukup jika kebiasaan malam ini tegas, nyaman dan
konsisten. —Judy Helm Wright
Disiplin. Untuk
mengakhiri perang disiplin, sangat perlu menghentikan perebutan
kekuasaan dan mulai saling menghormati. Agar disiplin menjadi media
belajar yang efektif, disiplin harus mempunyai konsekuensi yang alami
dan logis.
Konsekuensi alami adalah yang terjadi tanpa campur
tangan orangtua, seperti: tanpa jaket kita akan kedinginan. Jika tidak
membuat pekerjaan rumah, nilai akan jelek.
Konsekuensi logis
adalah yang dibuat untuk memberi pelajaran dan pengalaman. Contohnya
seorang anak akan dihukum jika dia memukul anak lain. —Judy Helm Wright
Merengek dan menangis.
Sebagai orangtua pendidik, ini adalah keluhan terbesar orangtua. Ini
sangat menyusahkan ketika ada orangtua yang menyerah dan ada yang
mencoba tegas namun dengan disiplin yang baik.
Hal tersebut
membuat anak bingung apakah Anda serius dengan peraturan. Dengan menjadi
tidak konsisten Anda juga mengajari anak untuk menjadi manipulatif dan
licik untuk melakukan hal sesuka mereka. Cobalah berkata : “Maaf
telingaku tidak bisa mendengar atau mengerti teriakan dan tangisanmu.
Tenang sedikit dan coba bebicara dengan sopan dan aku akan
mendengarkan.” Secara otomatis ini akan membuat Anda mengajarkan dan
memberi contoh cara bicara yang sopan. —Judy Helm Wright