Perempuan itu lirih menyapaku
Menemuiku dalam cakap sebentar
Bercerita tentang dukanya
Berkisah tentang perihnya hati
Bertutur tentang seseorang dan mungkin
Tentang dendam
Meski itu tak terungkapkan
Bahwa malam-malamnya kemarin berselimutkan kepedihan
Seakan menyempit hatinyapun bahkan terluka
Perih
Dalam pengertian yang kau cari tak jua kau temukan
Mengapa ada pengkhianatan
Mengapa ternyata ada yang tega melakukan
Mengapa itu kepadaku
Mengapa aku
Dan malampun tak kuasa menjawab
Angin enggan berbantah
Bintang rembulan berbisik perlahan
Dan tak terdengar karena seperti bergumam
Gelapnya malam segera memekat
Seakan ingin menyelimuti gadisnya segera terlelap
Wahai perempuan dirundung malang
Wahai gadis berbusana kesedihan
Wahai engkau yang telah di khianati
Tuturku teramat sederhana untukmu
Sebatas mampuku berbagi mengurangi beban
Bahwa di sebut kesabaran adalah sesaat setelah musibah datang
Kesabaran yang memuliakan
Pasti berbalas kebaikan
Dari Pemilik Segala Kebaikan.
Kebohongan dan pengkhianatan bukan untukmu
Takan pernah membaikan siapapun
Takan membaikan yang terbohongi
Terlebih, takan pernah membaikan yang melakukan
Kebohongan dan pengkhianatan bukan untukmu, juga bukan sifatmu
Maka yang melakukan, tidak akan pernah memiliki kelayakan bersamamu
Bila masih ada setitik putih di hatinya
Maka perihnya melebihi perihmu saat dia melakukan
Tapi jika telah keras dan mengelam
Masih pantaskah dia untukmu
Dari semuanya
Adalah atas izinNya ini terjadi
Dan atas karuniaNya engkau dimuliakan dalam kesabaran
Diperbarui pada hari Sabtu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar