Ahai cinta......sulit diterjemahkan dengan kata. Mau ngomongin cinta yang mana dulu nih?
Cinta ala para pendamba cinta yang alay?
Cinta karena Alloh?
Bukan semua itu...aku cuma mau ngomongin cinta yang kulihat disekitarku....
Cerita 1:
Setiap lebaran datang aku sering menanyakan wanita seperti apa yang diinginkan lelaki itu Ade sehingga sampai umur 38 tahun dia masih melajang. Sudah beberapa kali mengenalkan pada beberapa teman tetapi selalu ditolaknya. Sesulit itukah menentukan pendamping hidup untuknya? Dan akhirnya jawaban pertanyaanku hadir di bulan April 2016 ketika HRD perusahaan tempat dia bekerja mengupload foto pernikahan yang ternyata mempelainya adalah lelaki tersebut. Ya...dia memang menikah diam-diam tanpa mengundang teman-temannya bahkan teman dekatnya tidak ada yang tahu. Siapakah perempuan yang mendampinginya? Perempuan dengan seorang anak laki-laki 5thn bersamanya. Perempuan itulah yang pernah mengisi hari-harinya bertahun-tahun lalu. Perempuan yang selalu dicintainya sampai sekarang...perempuan yang telah sendiri lagi setelah suaminya wafat beberapa bulan sebelumnya. Mereka dipersatukan kembali dalam ikatan yang lebih baik...yaitu ikatan pernikahan. Penantian seorang lelaki yang menemukan cintanya kembali.
Aih...aih....seneng banget melihat mereka bahagia Ade&Ayu.
Cerita 2:
Seorang arsitek muda Utsman 32tahun yg sedang mencari calon istri, dia berkenalan dengan seorang gadis Ayi yang berumur 30 tahun. Mereka berkomunikasi lewat sms dan telepon sehingga sepakat untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Tetapi belum menentukkan kapan akan melamar dsb. Sampai akhirnya sang arsitek bertamu sendiri ke rumah gadis A lalu gadis A diajak silaturahim ke keluarga laki-laki di kota yang sama. Ayi ijin sholat saat bersilaturahim ke Pamannya...secara tidak sengaja setelah selesai sholat Ayi menuju ruang tamu kembali,Ayi mendengar percakapan Pamannya yang mengatakan bahwa kenapa memilih perempuan dari desa....aih...aih...kunonya pertanyaan pamannya yang membuat Ayi berfikir bahwa dia tidak diterima dalam keluarga Utsman.
Akhirnya setelah pertemuan itu Ayi tidak pernah memberi kabar apapun kepada utsman begitupun utsman tidak memberi kabar pada Ayi. Sehingga Ayi memutuskan untuk membuka hatinya pada Wirya. Seorang lelaki pemalu teman semasa SMA walaupun tidak pernah sekelas.
Walaupun ada banyak beberapa yang mendekati Ayi,tapi belum ada yang mencoba serius untuk mengajaknya ke jenjang pernikahan. Sehingga salah seorang Kakak Ayi menanyakan ke Wirya tentang kelanjutan hubungan mereka. Apakah akan berlanjut ke pernikahan? Ternyata setelah sebulan dari pertanyaan itu Wirya&keluarganya datang bersilaturahim untuk menyatakan keseriusan hubungan mereka yang akan berlanjut ke pernikahan. Dan pernikahan pun dilangsungkan setelah 1 tahun dari perkenalan mereka. Alhamdulillah...Berakhir bahagia untuk Ayi&Wirya...
Beberapa bulan setelah pernikahan mereka...Utsman menelpon Ayi menanyakan kabar dan Ayi pun memberitahukan pernikahannya dg Wirya. Utsman pun kecewa....dan mengucapkan selamat atas pernikahan Ayi.
Begitulah laki-laki yang terlalu mendengarkan omongan orang lain daripada mendengarkan kata hatinya.
Cinta ala para pendamba cinta yang alay?
Cinta karena Alloh?
Bukan semua itu...aku cuma mau ngomongin cinta yang kulihat disekitarku....
Cerita 1:
Setiap lebaran datang aku sering menanyakan wanita seperti apa yang diinginkan lelaki itu Ade sehingga sampai umur 38 tahun dia masih melajang. Sudah beberapa kali mengenalkan pada beberapa teman tetapi selalu ditolaknya. Sesulit itukah menentukan pendamping hidup untuknya? Dan akhirnya jawaban pertanyaanku hadir di bulan April 2016 ketika HRD perusahaan tempat dia bekerja mengupload foto pernikahan yang ternyata mempelainya adalah lelaki tersebut. Ya...dia memang menikah diam-diam tanpa mengundang teman-temannya bahkan teman dekatnya tidak ada yang tahu. Siapakah perempuan yang mendampinginya? Perempuan dengan seorang anak laki-laki 5thn bersamanya. Perempuan itulah yang pernah mengisi hari-harinya bertahun-tahun lalu. Perempuan yang selalu dicintainya sampai sekarang...perempuan yang telah sendiri lagi setelah suaminya wafat beberapa bulan sebelumnya. Mereka dipersatukan kembali dalam ikatan yang lebih baik...yaitu ikatan pernikahan. Penantian seorang lelaki yang menemukan cintanya kembali.
Aih...aih....seneng banget melihat mereka bahagia Ade&Ayu.
Cerita 2:
Seorang arsitek muda Utsman 32tahun yg sedang mencari calon istri, dia berkenalan dengan seorang gadis Ayi yang berumur 30 tahun. Mereka berkomunikasi lewat sms dan telepon sehingga sepakat untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Tetapi belum menentukkan kapan akan melamar dsb. Sampai akhirnya sang arsitek bertamu sendiri ke rumah gadis A lalu gadis A diajak silaturahim ke keluarga laki-laki di kota yang sama. Ayi ijin sholat saat bersilaturahim ke Pamannya...secara tidak sengaja setelah selesai sholat Ayi menuju ruang tamu kembali,Ayi mendengar percakapan Pamannya yang mengatakan bahwa kenapa memilih perempuan dari desa....aih...aih...kunonya pertanyaan pamannya yang membuat Ayi berfikir bahwa dia tidak diterima dalam keluarga Utsman.
Akhirnya setelah pertemuan itu Ayi tidak pernah memberi kabar apapun kepada utsman begitupun utsman tidak memberi kabar pada Ayi. Sehingga Ayi memutuskan untuk membuka hatinya pada Wirya. Seorang lelaki pemalu teman semasa SMA walaupun tidak pernah sekelas.
Walaupun ada banyak beberapa yang mendekati Ayi,tapi belum ada yang mencoba serius untuk mengajaknya ke jenjang pernikahan. Sehingga salah seorang Kakak Ayi menanyakan ke Wirya tentang kelanjutan hubungan mereka. Apakah akan berlanjut ke pernikahan? Ternyata setelah sebulan dari pertanyaan itu Wirya&keluarganya datang bersilaturahim untuk menyatakan keseriusan hubungan mereka yang akan berlanjut ke pernikahan. Dan pernikahan pun dilangsungkan setelah 1 tahun dari perkenalan mereka. Alhamdulillah...Berakhir bahagia untuk Ayi&Wirya...
Beberapa bulan setelah pernikahan mereka...Utsman menelpon Ayi menanyakan kabar dan Ayi pun memberitahukan pernikahannya dg Wirya. Utsman pun kecewa....dan mengucapkan selamat atas pernikahan Ayi.
Begitulah laki-laki yang terlalu mendengarkan omongan orang lain daripada mendengarkan kata hatinya.